Informasi : Tata tulis aksara Jawa disini mengikuti aksara Kawi-nya, yaitu menggunakan tata tulis Kawi, bisa dipelajari dari serat Mardikawi 1-3.
Jadi cara menulis aksara Jawa tidak menggunakan paugeran (tata tulis) Wawaton Sriwedari 1926 atau KBJ 1996. Untuk transliterasi aksara Jawa ke huruf latin menggunakan JGST (Javanese General System of Transliteration) yang merupakan hasil Kongres Aksara Jawa I - Maret 2021 di Yogyakarta.
𑼔𑼨𑼃 𑼲𑼶𑼥𑼮𑼸𑼂
ꦒꦧꦃ ꦱꦶꦤꦮꦸꦫ꧀
gabaḥ sinawuṟ
1. Orang yang suka berpindah-pindah tempat dan tak tentu tujuannya.
𑼗𑽀𑼖𑽂𑼒𑼶 𑼂𑼒𑽀𑼡𑼶𑼠𑽂𑼞𑼶𑼫 𑼥𑽂𑼒𑼶𑼬𑼶𑼁
ꦕꦼꦔ꧀ꦏꦶ ꦫ꧀ꦏꦼꦠꦶꦟ꧀ꦝꦶꦪ ꦤ꧀ꦏꦶꦫꦶꦁ
cĕṅkiṝ kĕtiṇḍiyan kiriŋ
4. Kalah wibawa karena kalah usia.
𑼒𑼭𑼃 𑼮𑼶𑼬𑼁 𑼪𑽀𑼥𑼁 𑼲𑼾𑼴𑼬 𑼒𑼾𑼴𑼠𑽂𑼞𑼁
ꦏꦭꦃ ꦮꦶꦫꦁ ꦩꦼꦤꦁ ꦲꦺꦴꦫ ꦏꦺꦴꦟ꧀ꦝꦁ
kalaḥ wiraŋ mĕnaŋ hora koṇḍaŋ
Sastra Lampah
𑼒𑼭𑼃 𑼮𑼶𑼬𑼁 𑼪𑽀𑼥 𑼖𑼾𑼴𑼬 𑼒𑼾𑼴𑼠𑽂𑼞𑼁 - ♚
ꦏꦭꦃ ꦮꦶꦫꦁ ꦩꦼꦤ ꦔꦺꦴꦫ ꦏꦺꦴꦟ꧀ꦝꦁ
kalaḥ wiraŋ mĕnaṅ ora koṇḍaŋ
5. Jika kalah memalukan, jika menang juga tidak akan terkenal. Ibarat orang pandai melawan orang bodoh, orang kuat melawan orang lemah, laki-laki gagah melawan wanita lemah.
Sastra Lampah adalah menghidupkan kembali suku kata terakhir pada sebuah kata jika pada kata berikutnya bertemu dengan aksara vokal. Tapi tata tulis Kawi tidak harus menggunakan Sastra Lampah. Sifatnya optional, boleh dipakai, bisa juga tidak. Untuk kalimat yang mengandung Sastra Lampah selanjutnya akan diberi tanda ♚.
𑼪𑼶𑼭𑼖𑼸𑼱𑼸𑼒𑽂 - ♚
ꦩꦶꦭꦔꦸꦱꦸꦏ꧀
milaṅ usuk/
6. Berbaring, bermalas-malasan sembari membayangkan sesuatu yang tidak jelas.
𑼥𑼸𑼭𑼸𑼁 𑼪𑽀𑼠𑽂𑼜𑼸𑼁
ꦤꦸꦭꦸꦁ ꦩꦼꦟ꧀ꦛꦸꦁ
nuluŋ mĕṇṭuŋ
7. Kelihatannya menolong, tetapi sebenarnya malah menambah penderitaan orang yang ditolong.
𑼬𑼲𑼶 𑼔𑽀𑼞𑼾𑼒𑽂
ꦫꦲꦶ ꦒꦼꦝꦺꦏ꧀
rahi gĕḍèk/
8. Orang yang tidak tahu malu.
𑼲𑼒𑼾𑼃 𑼱𑼠𑽂𑼞𑼸𑼖𑼥𑼾
ꦲꦏꦺꦃ ꦱꦟ꧀ꦝꦸꦔꦤꦺ
hakèḥ saṇḍuṅané
9. Banyak halangannya.
𑼨𑼾𑼨𑼾 𑼒𑽂𑼣𑼶𑼮𑼸𑼬𑼸𑼒𑼶 𑼖𑽂𑼭𑼖𑼶
ꦧꦺꦧꦺ ꦏ꧀ꦢꦶꦮꦸꦫꦸꦏꦶ ꦔ꧀ꦭꦔꦶ
bèbèk diwuruki ṅlaṅi
10. Mengajari orang yang sudah pandai dan ahli di bidang yang diajarkan tersebut.
𑼲𑼱𑼸 𑼔𑽀𑼞𑼾 𑼪𑽀𑼥𑼁 𑼒𑽀𑼬𑼲𑼾
ꦲꦱꦸ ꦒꦼꦝꦺ ꦩꦼꦤꦁ ꦏꦼꦫꦲꦺ
hasu gĕḍé mĕnaŋ kĕrahé
11. Orang yang mempunyai kekuatan atau kekuasaan besar pasti akan menang.
𑼒𑽀𑼔𑽀𑼞𑼾 𑼥𑽀𑼪𑽁𑼦𑽂𑼫 𑼒𑽂𑼒𑼸𑼬𑼁 𑼗𑼔𑼒𑽂 - ♚
ꦏꦼꦒꦼꦝꦺ ꦤꦼꦩ꧀ꦥꦾ ꦏ꧀ꦏꦸꦫꦁ ꦕꦒꦏ꧀
kĕgĕḍèn ĕmpỿak kuraŋ cagak/
12. Orang yang berbuat sesuatu melebihi kemampuannya.
𑼖𑼠𑽂𑼞𑼸 𑼡𑽂𑼔𑼾𑼴𑼞𑼾𑼴𑼁 𑼬𑼠𑽂𑼞𑼸
ꦔꦟ꧀ꦝꦸ ꦠ꧀ꦒꦺꦴꦝꦺꦴꦁ ꦫꦟ꧀ꦝꦸ
ṅaṇḍut goḍoŋ raṇḍu
13. Orang yang ucapannya tidak bisa dipercaya, karena sering berubah-ubah.
𑼦𑼸𑼦𑼸 𑼂𑼱𑼮𑼶𑼱𑼾 𑼨𑽀𑼛𑽂𑼙𑼸𑼡𑽂
ꦥꦸꦥꦸ ꦫ꧀ꦱꦮꦶꦱꦺ ꦧꦼꦚ꧀ꦗꦸꦠ꧀
pupuṝ sawisé bĕñjut
14. Baru hati-hati setelah mengalami sesuatu atau kejadian yang menyakitkan.
http://nagabhumi.blogspot.com
0 Komentar