꧇꧑꧇
꧅ꦄꦏ꧀ꦰꦫꦩꦹꦫ꧀ꦣꦤꦾꦲꦼꦟ꧀ꦝꦏ꧀ꦚꦠꦶꦝꦏ꧀ꦝꦶꦲꦼꦤ꧀ꦠꦶꦏꦟ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀ꦥꦔ꧀ꦏꦺꦴꦤ꧀꧉ꦗꦶꦏꦲꦼꦟ꧀ꦝꦏ꧀ꦝꦶꦥꦔ꧀ꦏꦸꦩꦏꦩꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦏꦤ꧀ꦥꦫꦶꦪꦤ꧀ꦢꦤ꧀ꦠꦾꦚ꧈ꦏꦼꦕꦸꦮꦭꦶꦗꦶꦏꦝꦶꦫꦔ꧀ꦏꦻꦝꦼꦔꦤꦏ꧀ꦰꦫꦢꦤ꧀ꦠꦾꦝꦫꦶꦏꦠꦧꦼꦫꦶꦏꦸꦠ꧀ꦚꦩꦏꦧꦺꦴꦭꦺꦃꦩꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦏꦤꦏ꧀ꦰꦫꦩꦹꦫ꧀ꦣꦤꦾ꧈ꦱꦼꦥꦼꦫ꧀ꦠ꧀ꦠꦶꦠꦼꦫ꧀ꦝꦥꦠ꧀ꦝꦭꦩ꧀ꦥꦿꦯꦴꦱ꧀ꦠꦶ
꧌ꦒꦤꦲꦟ꧀ꦠꦩ꧀ꦥꦃ꧍
Akṣara mūrdhan-ya hendaknya tidak dihentikan dengan pangkon. Jika hendak dipangku maka menggunakan varian dantyanya. Kecuali jika akan dirangkai dengan akṣara dantya dari kata berikutnya maka boleh menggunakan akṣara mūrdhan-ya. seperti terdapat dalam praśāsti
{ganahaṇtampaḥ}
__________________________________________________________
꧇꧒꧇
꧅ꦥꦲꦸꦒꦼꦫꦤ꧀ꦠꦿꦝꦶꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧅
Paugeran Traditional
꧅ꦗꦶꦏꦱꦼꦠꦼꦭꦲꦏ꧀ꦰꦫꦠꦴꦭꦮꦾꦠꦼꦫ꧀ꦝꦥꦠꦏ꧀ꦰꦫ꧌ꦱ꧍ꦩꦏꦝꦭꦩ꧀ꦧꦼꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀꧌ꦯ꧍ꦠꦴꦭꦮꦾ꧈ꦝꦤ꧀ꦱꦼꦧꦭꦶꦏ꧀ꦚ
꧅ꦗꦶꦏ꧀ꦗꦴꦝꦴꦏ꧀ꦰꦫ꧌ꦱ꧍ꦝꦷꦏꦸꦠꦶ꧌ꦱ꧍ꦝꦤ꧀ꦝꦷꦏꦸꦠꦶꦪꦏ꧀ꦰꦫꦠꦭꦮꦾꦩꦏ꧌ꦱ꧍ꦏꦼꦝꦸꦮꦲꦫꦸꦱ꧀ꦝꦶꦠꦸꦭꦶꦱ꧀ꦝꦼꦔꦤ꧀꧌ꦯ꧍ꦠꦴꦭꦮꦾ꧉
Jika setelah akṣara tālawya terdapat akṣara {Sa}maka dituliskan dalam bentuk śa tālawya ,dan sĕbalikña.
Jika ada akṣara Sa diikuti Sa dan diikuti akṣara tālawya maka sa kedua harus ditulis dengan śa tālawya
__________________________________________________________
꧅ꦅꦟꦶꦲꦚꦕꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦃ꧈ꦩꦸꦔ꧀ꦏꦶꦚ꧀ꦗꦫꦁꦝꦶꦗꦸꦩ꧀ꦥꦲꦶ꧅
iṇi haña contoḥ muṅkin jaraŋ ḍijumpai
꧅ꦕꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦃꦪꦁꦱꦼꦫꦶꦁꦩꦸꦚ꧀ꦕꦸꦭ꧀꧈ꦰ꧈ꦝ꧅
contoḥ yaŋ sĕriŋ muñcul,ṣa ḍa
꧅ꦒꦺꦴꦭꦺꦴꦔꦤꦏ꧀ꦰꦫꦪꦁꦠꦶꦝꦏ꧀ꦏꦼꦤꦢ꧀ꦮꦶꦠ꧅
goloṅan akṣara yaŋ tiḍak kĕna dwita
꧌ꦰ꧈ꦲ꧈ꦣ꧈ꦝ꧈ꦦ꧈ꦖ꧈ꦓ꧈ꦨ꧈ꦡ꧈ꦙ꧈ꦑ꧈ꦞ꧈ꦜ꧈ꦯ꧈ꦟ꧍
{ṣa,ha,dha,ḍa,cha,gha,bha,tha,jha,kha,ḍha,ṭha,śa,ṇa}
꧌ꦄꦫ꧀ꦰ꧈ꦄꦫ꧀ꦲ꧈ꦄꦫ꧀ꦣ꧈ꦄꦫ꧀ꦝ꧈ꦄꦫ꧀ꦦ꧈ꦄꦫ꧀ꦖ꧈ꦄꦫ꧀ꦓ꧈ꦄꦫ꧀ꦨ꧈ꦄꦫ꧀ꦡ꧈ꦄꦫ꧀ꦙ꧈ꦄꦫ꧀ꦑ꧈ꦄꦫ꧀ꦞ꧈ꦄꦫ꧀ꦜ꧈ꦄꦫ꧀ꦯ꧈ꦄꦫ꧀ꦟ꧍
ꦄꦫ꧀ꦔ꧈ꦄꦫ꧀ꦚ
arṅa,arña
꧅ꦥꦲꦸꦒꦼꦫꦤ꧀ꦩꦫ꧀ꦢ꧀ꦢꦶꦏꦮꦶꦝꦤ꧀ꦠꦿꦝꦶꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧅
Paugeran mardikawi dan traditional
꧅ꦮꦶꦠ꧌ꦝꦺꦴꦧꦼꦭꦏ꧀ꦰꦫ꧍ꦏꦉꦟꦉꦦꦴꦠꦻꦴꦥꦸꦤ꧀ꦭꦪꦫ꧀ꦥꦝ꧌ꦱ꧍ꦢꦴꦤ꧀ꦠꦾꦧꦶꦱꦩꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦏꦤ꧀ꦱꦠꦸꦧꦸꦮꦲꦏ꧀ꦰꦫꦩꦹꦫ꧀ꦣꦤꦾ꧌ꦰ꧍ꦝꦟ꧀ꦝꦷꦏꦸꦠꦶꦪꦏ꧀ꦰꦫ꧌ꦤ꧍ꦩꦏꦩꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦏꦤ꧀ꦤꦩꦹꦫ꧀ꦣꦤꦾꦥꦸꦭ꧌ꦟ꧍ꦩꦶꦱꦭ꧀ꦚ꧇ꦮꦫ꧀ꦰꦤ꧈ꦮꦂꦰꦤꦠꦶꦝꦏ꧀ꦝꦶꦠꦸꦭꦶꦱ꧀꧌ꦮꦫ꧀ꦱ꧀ꦱꦤ꧌꧅ꦮꦫ꧀ꦒ꧀ꦒ꧈ꦈꦴꦰ꧀ꦩ꧌ꦝꦼꦱꦶꦱ꧀꧍ꦠꦶꦝꦏ꧀ꦏꦼꦤꦲꦸꦏꦸꦩ꧀ꦢ꧀ꦮꦶꦠꦱꦼꦠꦼꦭꦃꦉꦦꦴꦠꦻꦴꦭꦪꦫ꧀꧈
Dwita (double akṣara) karena repha ataupun layar pada akṣara Sa dantya bisa menggunakan satu buah akṣara Sa mūrdhan-ya (ṣa) Dan jika diikuti akṣara Na maka akan menggunakan Na mūrdhan-ya pula (ṇa) Misalnya: warṣaṇa ꦮꦰᬃꦟ/ꦮꦂꦰꦟ tidak ditulis warssana.
Warga ūṣma (desis) tidak terkena hukum dwita setelah repha atau layar.
__________________________________________________________
꧇꧔꧇
꧅ꦲꦸꦏꦸꦩ꧀ꦱꦟ꧀ꦝꦶꦪꦠꦻꦴꦥꦔ꧀ꦒꦿꦫ꧀ꦧ꧀ꦧ꧅
Hukum saṇḍi atau paṅgarba.
꧅ꦱꦟ꧀ꦝꦶꦪꦝꦭꦃꦏꦱꦸꦱ꧀ꦧꦼꦫ꧀ꦠꦼꦩꦸꦚꦶꦲꦸꦫꦸꦲꦶꦝꦸꦥ꧀꧌ꦥꦺꦴꦏꦭ꧀꧍ꦝꦼꦔꦤꦏ꧀ꦰꦱ꧀ꦮꦫꦕꦺꦴꦤ꧀ꦠꦶꦃꦪꦁꦩꦼꦭꦶꦧꦠ꧀ꦏꦤ꧀ꦱꦟ꧀ꦝꦔꦤ꧀꧇
saṇḍi adalah kasus bertemunya bunyi hidup(vokal) dengan aksara swara. contoh yang melibatkan sandhangan:
ꦥꦫ+ꦄꦠ꧀ꦩ=ꦥꦫꦴꦠ꧀ꦩ para+atma=parātma
ꦭꦏꦶ+ꦅꦱ꧀ꦠꦿꦶ=ꦭꦏꦷꦱ꧀ꦠꦿꦶ laki+istri=lakīstri
ꦮꦶꦫ+ꦈꦠ꧀ꦠꦩ=ꦮꦶꦫꦺꦴꦠ꧀ꦠꦩ wira+uttama=wirottama
꧅ꦕꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦃꦪꦁꦩꦼꦭꦶꦧꦠ꧀ꦏꦤ꧀ꦥꦚ꧀ꦗꦶꦔꦤ꧀꧇
contoh yang melibatkan panjingan:
ꦱꦸ+ꦄꦱ꧀ꦠꦶ=ꦱ꧀ꦮꦱ꧀ꦠꦶ su+asti=swasti
꧅ꦱꦟ꧀ꦝꦶ꧅
saṇḍi
ꦩ+ꦍ=ꦩꦻ
m+ ꜽ= mꜽ
ꦩ+ꦎ=ꦩꦺꦴ
ma+ o= mo
ꦩ+ꦌ=ꦩꦺ
ma+é= mé
ꦩꦶ+ꦼꦤ꧀=ꦩꦶ ꦤ꧀
mi+ ĕ n= mi ĕ n
ꦩꦶ+ꦅ=ꦩꦷ
mi+i= mī
ꦩꦸ+ꦄ= ꦩ꧀ꦮ
mu+a=mwa
ꦩꦸ+ꦅ= ꦩ꧀ꦮꦶ
my+i=mwi
ꦩꦸ+ꦼꦤ꧀= ꦩꦸꦼꦤ꧀
mu+ ĕ n= mu ĕ n
0 Komentar